Indonesia
sebagai negara kepulauan (nusantara) memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda
dengan negara tetangga ASEAN, bahkan berbeda dengan negara-negara lain di dunia
sehingga perekonomiannya memiliki karakteristik sendiri. Negara Indonesia
adalah negara yang memiliki daerah yang strategis. Indonesia pun kaya akan
sumber daya alam dan bermacam-macam ragam Budaya yang berada di Indonesia ini.
Indonesia terdiri atas beberapa pulau
yang memiliki sumber daya alam yang berpotensi amat besar dan sangat
berpengaruh besar bagi perekonomian Indonesia.
Saat ini
Indonesia menjadi negara yang bekembang di mata Dunia. Karena, saat ini Indonesia mengalami
peningkatan-peningkatan yang cukup berpengaruh dari berbagai aspek-aspek, salah
satunya dari segi Ekonominya. Dan disini saya akan membahas tentang
perekonomian Indonesia melalui hasil
data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan sumber-sumber lain.
Untuk postingan saya yang pertama ini
saya akan membahas tentang PDB dan PDRB. Apa sih itu PDB dan PDRB???? Mungkin bagi
anda yang tidak mendalami tentang ekonomi atau tidak ingin tahu tentang
perekonomian akan terasa asing di fikiran anda. Ingin tahu?? Yuk mari dibaca….
1.
Produk Domestik Bruto (PDB)
PDB (Produk Domestik Bruto) merupakan
nilai dari akhir keseluruhan barang/jasa yang dihasilkan oleh semua unit
ekonomi dalam suatu negara, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan
warga negara lain yang tinggal di negara tersebut.
Penghitungan nilai PDB dapat dilakukan atas dua macam dasar harga yaitu :
- PDB
atas dasar harga berlaku,
merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun
tersebut. PDB atas dasar harga berlaku berfungsi untuk melihat
dinamika/perkembangan struktur ekonomi yang riil pada tahun tersebut.
- PDB atas dasar harga konstan, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Contohnya jika kita ingin mengetahui berapa persen kenaikan PDB dari tahun 1998, 1999 dan tahun 2000, karena nilai/harga suatu produk tiap tahun berubah-ubah maka kita harus mengubah nilai PDB tahun 1998 dan 1999 dengan dasar harga tahun 2000 sehingga akan terlihat dengan jelas besaran kenaikan dari tiap tahunnya.
2.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik
apabila didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan
strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah
dicapai. Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu menggunakan
data-data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah
pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau akan diambil
dapat dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Salah satu indikator ekonomi
makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di
suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk Domestik Regional
Bruto atau PDRB kabupaten/kota menurut lapangan usaha (Industrial Origin).
Penghitungan
PDRB diperoleh melalui tiga pendekatan :
A. Pendekatan Produksi
Dalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu
tertentu (satu tahun). Unit produksi dalam penyajiannya dikelompokkan dalam 9
sektor atau lapangan usaha yaitu:
1) Pertanian.
2) Pertambangan
dan Penggalian.
3) Industri
Pengolahan.
4) Listrik,
Gas, dan Air Bersih.
5) Bangunan.
6) Perdagangan,
Hotel, dan Restoran.
7) Pengangkutan
dan Komunikasi.
8) Jasa
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.
9)
Jasa-jasa.
B. Pendekatan Pengeluaran
Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan semua komponen
permintaan terakhir, yaitu:
1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang
tidak mencari untung.
2) Konsumsi pemerintah.
3) Pembentukan modal tetap domestik bruto.
4) Perubahan stok.
5) Ekspor neto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor.
C. Pendekatan Pendapatan
C. Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah
balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses
produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah,
bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya.
Dalam pengertian PDRB kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen
penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini
menurut sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk domestik
bruto merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).
Dari 3 pendekatan tersebut secara konsep jumlah
pengeluaran tadi harus sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan
dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya.
Selanjutnya produk domestik regional bruto yang telah diuraikan di atas disebut
sebagai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar, karena mencakup
komponen pajak tidak langsung neto.
Selanjutnya saya akan menampilkan data yang saya peroleh dari Badan Pusat Statistik tentang PDB dan PDRB...
Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Tahun 2014, Melambat Sejak Lima Tahun Terakhir
A.PDB Menurut Lapangan Usaha
Pertumbuhan
Ekonomi Tahun 2014 (c-to-c)
Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )
Pertumbuhan
perekonomian Indonesia pada tahun 2014 terjadi pada seluruh lapangan usaha.
Pertumbuhan ini sebesar 5,02 persen. Pada Grafik 1 terlihat bahwa lapangan
usaha Informasi dan Komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar
10,02 persen dengan distribusi sebesar 3,50 persen. Lalu selanjutnya adalah
lapangan usaha Jasa Perusahan sebesar 9,81 persen dengan distribusi sebesar
1,57 persen dan yang terakhir adalah lapangan usaha Jasa Lainnya yaitu sebesar
8,92 persen dengan distribusi sebesar 1,56 persen.
Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )
Grafik 2 ini merupakan grafik mengenai sumber
pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut lapangan usaha. Dapat dilihat bahwa
penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 yang tertinggi
adalah dari lapangan usaha Industri Pengolahan yaitu sebesar 1,01 persen dan
selanjutnya adalah dari lapangan usaha Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi
Mobil-Sepeda Motor dan Kontruksi yang masing-masing sebesar 0,66 persen.
Pertumbuhan Ekonomi
Triwulan IV-2014 Terhadap Triwulan IV-2013 (y-on-y)
Pada triwulan
IV-2014 Ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen jika dibandingkan dengan triwulan
IV-2013 (y-on-y). Pertumbuhan ini terjadi pada seluruh lapangan usaha. Struktur
perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2014 didominasi oleh tiga lapangan
usaha utama, yaitu: Industri Pengolahan (21,28 persen), Perdagangan
Besar-Eceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor (13,29 persen) dan Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan (11,76 persen). Sedangkan sumber utama pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2014 adalah Industri Pengolahan (0,93
persen), lalu Konstruksi (0,76 persen) dan Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi
Mobil-Sepeda Motor (0,48 persen).Dari sisi pengeluaran, Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 5,02 persen terjadi pada seluruh komponen. Pada Grafik 4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan tertinggi terjadi pada pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) yaitu sebesar 12,43 persen dengan distribusi sebesar 1,18 persen, lalu diikuti oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 5,14 persen dengan distribusi sebesar 56,07 persen dan yang terakhir yaitu Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,12 persen dengan distribusi sebesar 32,57 persen.
B.PDB Menurut Pengeluaran
Pertumbuhan
Kumulatif Triwulan IV-2014 (c-to-c)
Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )
Dari sisi pengeluaran, Pertumbuhan
ekonomi tahun 2014 sebesar 5,02 persen terjadi pada seluruh komponen. Pada
Grafik 4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan tertinggi terjadi pada pengeluaran
konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) yaitu sebesar 12,43 persen
dengan distribusi sebesar 1,18 persen, lalu diikuti oleh Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga yaitu sebesar 5,14 persen dengan distribusi sebesar 56,07 persen dan yang terakhir yaitu Pembentukan Modal
Tetap Bruto sebesar 4,12 persen dengan distribusi sebesar 32,57 persen.
Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )
Pada Grafik 5 dapat dilihat bahwa penciptaan sumber
pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2014, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga (PKRT) memiliki sumber pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 2,79 persen
dan diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yaitu sebesar 1,34
persen.
Pertumbuhan Ekonomi
Triwulan IV-2014 Terhadap Triwulan IV-2013 (y-on-y)
Pertumbuhan
PDB menurut pengeluaran triwulan IV-2014 dibandingkan dengan triwulan IV-2013
(y-on-y) mencapai 5,01 persen. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi
dibandingkan dengan pertmbhan y-on-y triwulan sebelumnya yaitu sebesar 4,92
persen namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun
sebelmnya yaitu sebesar 5,61 persen. Hal ini disebabkan oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh
melemah dibandingkan dengan triwulan yang sama dengan tahun sebelumnya.
Strukur PDB Indonesia menurut
pengeluaran atas dasar harga berlaku tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia.
Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )
Secara spasial,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 terjadi di seluruh Provinsi. Pada
Grafik 7 terlihat jelas bahwa pertumbuhan tertinggi PDRB menurut Provinsi tahun
2014 terjadi pada Provinsi Sulawesi Barat yaitu sebesar 8,73 persen. Lalu
diikuti oleh Provinsi Jambi yaitu sebesar 7,93 persen dan Provinsi Sulawesi
Selatan sebesar 7,57 persen. Provinsi yang memiliki pertumbuhan dibawah
pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi
Sumatera Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Papua, Provinsi
Riau, Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Aceh.
Struktur
perekonomian Indonesia tahun 2014 secara spasial didominasi oleh Pulau Jawa
yaitu sebesar 57,39 persen, lalu Pulau Sumatera yaitu sebesar 23,16 persen dan
Pulau-Pulau lainnya kurang dari 10 persen.
Dapat disimpulkan bahwa:
- Ekonomi Indonesia pada tahun 2014 tumbuh 5,02 persen melambat dibanding tahun 2013 sebesar 5,58 persen.
- Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,02 persen. Sedangkan dari sisi pengeluara, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga yaitu sebesar 5,61 persen.
- Ekonomi Indonesia triwulan IV-2014 jika dibandingkan dengan triwulan IV-2013 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,01 persen melambat jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,61 persen.
- Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 didorong oleh aktivitas perekonomian di Pulau Jawa yang tumbuh 5,59 persen dan Pulau Sumater sebesar 4,66 persen.
Sumber :
- http://bps.go.id/ Berita Resmi Statistik No. 17/02/Th.XVIII, 5 Februari 2015
Nah, sekian postingan saya kali ini,, tunggu postingan saya berikutnya dengan judul "Melihat Indonesia dari Sisi Perekonomian Part 2".
Terimakasih bagi anda yang sudah mampir ke blog saya. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran anda agar postingan saya dalam blog saya ini menjadi lebih baik lagi. Salam Indonesia!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar