Selasa, 31 Maret 2015

Mengenal Indonesia dari Sisi Perekonomian

Indonesia sebagai negara kepulauan (nusantara) memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan negara tetangga ASEAN, bahkan berbeda dengan negara-negara lain di dunia sehingga perekonomiannya memiliki karakteristik sendiri. Negara Indonesia adalah negara yang memiliki daerah yang strategis. Indonesia pun kaya akan sumber daya alam dan bermacam-macam ragam Budaya yang berada di Indonesia ini. Indonesia  terdiri atas beberapa pulau yang memiliki sumber daya alam yang berpotensi amat besar dan sangat berpengaruh besar bagi perekonomian Indonesia.
Saat ini Indonesia menjadi negara yang bekembang di mata Dunia. Karena,  saat ini Indonesia mengalami peningkatan-peningkatan yang cukup berpengaruh dari berbagai aspek-aspek, salah satunya dari segi Ekonominya. Dan disini saya akan membahas tentang perekonomian Indonesia melalui  hasil data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan sumber-sumber lain.
Untuk postingan saya yang pertama ini saya akan membahas tentang PDB dan PDRB. Apa sih itu PDB dan PDRB???? Mungkin bagi anda yang tidak mendalami tentang ekonomi atau tidak ingin tahu tentang perekonomian akan terasa asing di fikiran anda. Ingin tahu?? Yuk mari dibaca….

1.           Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB (Produk Domestik Bruto) merupakan nilai dari akhir keseluruhan barang/jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dalam suatu negara, termasuk  barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain yang tinggal di negara tersebut.

Penghitungan nilai PDB dapat dilakukan atas dua macam dasar harga yaitu :
  1. PDB atas dasar harga berlaku, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga berlaku berfungsi untuk melihat dinamika/perkembangan struktur ekonomi yang riil pada tahun tersebut.

  2. PDB atas dasar harga konstan, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Contohnya jika kita ingin mengetahui berapa persen kenaikan PDB dari tahun 1998, 1999 dan tahun 2000, karena nilai/harga suatu produk tiap tahun berubah-ubah maka kita harus mengubah nilai PDB tahun 1998 dan 1999 dengan dasar harga tahun 2000 sehingga akan terlihat dengan jelas besaran kenaikan dari tiap tahunnya.

2.         Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu menggunakan data-data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau akan diambil dapat dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB kabupaten/kota menurut lapangan usaha (Industrial Origin).

Penghitungan PDRB diperoleh melalui tiga pendekatan :

A.   Pendekatan Produksi
Dalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit produksi dalam penyajiannya dikelompokkan dalam 9 sektor atau lapangan usaha yaitu:
1) Pertanian.
2) Pertambangan dan Penggalian.
3) Industri Pengolahan.
4) Listrik, Gas, dan Air Bersih.
5) Bangunan.
6) Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
7) Pengangkutan dan Komunikasi.
8) Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.
9) Jasa-jasa. 

B.      Pendekatan Pengeluaran
Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan terakhir, yaitu:
1)  Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.
2)    Konsumsi pemerintah.
3)    Pembentukan modal tetap domestik bruto.
4)    Perubahan stok.
5)    Ekspor neto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor.

C.      Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.
Dalam pengertian PDRB kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk domestik bruto merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).

Dari 3 pendekatan tersebut secara konsep jumlah pengeluaran tadi harus sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. Selanjutnya produk domestik regional bruto yang telah diuraikan di atas disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar, karena mencakup komponen pajak tidak langsung neto.

Selanjutnya saya akan menampilkan data yang saya peroleh dari Badan Pusat Statistik tentang PDB dan PDRB...



Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2014, Melambat Sejak Lima Tahun Terakhir

A.PDB Menurut Lapangan Usaha

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2014 (c-to-c)


 Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )
 
Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2014 terjadi pada seluruh lapangan usaha. Pertumbuhan ini sebesar 5,02 persen. Pada Grafik 1 terlihat bahwa lapangan usaha Informasi dan Komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 10,02 persen dengan distribusi sebesar 3,50 persen. Lalu selanjutnya adalah lapangan usaha Jasa Perusahan sebesar 9,81 persen dengan distribusi sebesar 1,57 persen dan yang terakhir adalah lapangan usaha Jasa Lainnya yaitu sebesar 8,92 persen dengan distribusi sebesar 1,56 persen.







Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )

 Grafik 2 ini merupakan grafik mengenai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut lapangan usaha. Dapat dilihat bahwa penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 yang tertinggi adalah dari lapangan usaha Industri Pengolahan yaitu sebesar 1,01 persen dan selanjutnya adalah dari lapangan usaha Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor dan Kontruksi yang masing-masing sebesar 0,66 persen.




Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2014 Terhadap Triwulan IV-2013 (y-on-y)
            Pada triwulan IV-2014 Ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen jika dibandingkan dengan triwulan IV-2013 (y-on-y). Pertumbuhan ini terjadi pada seluruh lapangan usaha. Struktur perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2014 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu: Industri Pengolahan (21,28 persen), Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor (13,29 persen) dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (11,76 persen). Sedangkan sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2014 adalah Industri Pengolahan (0,93 persen), lalu Konstruksi (0,76 persen) dan Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor (0,48 persen).Dari sisi pengeluaran, Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 5,02 persen terjadi pada seluruh komponen. Pada Grafik 4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan tertinggi terjadi pada pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) yaitu sebesar 12,43 persen dengan distribusi sebesar 1,18 persen, lalu diikuti oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 5,14 persen dengan distribusi sebesar 56,07 persen  dan yang terakhir yaitu Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,12 persen dengan distribusi sebesar 32,57 persen.




B.PDB Menurut Pengeluaran

Pertumbuhan Kumulatif Triwulan IV-2014 (c-to-c)

Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )


Dari sisi pengeluaran, Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 5,02 persen terjadi pada seluruh komponen. Pada Grafik 4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan tertinggi terjadi pada pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) yaitu sebesar 12,43 persen dengan distribusi sebesar 1,18 persen, lalu diikuti oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 5,14 persen dengan distribusi sebesar 56,07 persen  dan yang terakhir yaitu Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,12 persen dengan distribusi sebesar 32,57 persen.

Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )


Pada Grafik 5 dapat dilihat bahwa penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2014, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) memiliki sumber pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 2,79 persen dan diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yaitu sebesar 1,34 persen.



Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2014 Terhadap Triwulan IV-2013 (y-on-y)
            Pertumbuhan PDB menurut pengeluaran triwulan IV-2014 dibandingkan dengan triwulan IV-2013 (y-on-y) mencapai 5,01 persen. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertmbhan y-on-y triwulan sebelumnya yaitu sebesar 4,92 persen namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelmnya yaitu sebesar 5,61 persen. Hal ini disebabkan oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh melemah dibandingkan dengan triwulan yang sama dengan tahun sebelumnya.
Strukur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia.




C.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)  


Sumber: Badan Pusat Statistik ( http://bps.go.id/ )

            Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 terjadi di seluruh Provinsi. Pada Grafik 7 terlihat jelas bahwa pertumbuhan tertinggi PDRB menurut Provinsi tahun 2014 terjadi pada Provinsi Sulawesi Barat yaitu sebesar 8,73 persen. Lalu diikuti oleh Provinsi Jambi yaitu sebesar 7,93 persen dan Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 7,57 persen. Provinsi yang memiliki pertumbuhan dibawah pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Papua, Provinsi Riau, Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Aceh.

            Struktur perekonomian Indonesia tahun 2014 secara spasial didominasi oleh Pulau Jawa yaitu sebesar 57,39 persen, lalu Pulau Sumatera yaitu sebesar 23,16 persen dan Pulau-Pulau lainnya kurang dari 10 persen.


Dapat disimpulkan bahwa:
  • Ekonomi Indonesia pada tahun 2014 tumbuh 5,02 persen melambat dibanding tahun 2013 sebesar 5,58 persen.
  • Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,02 persen. Sedangkan dari sisi pengeluara, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga yaitu sebesar 5,61 persen.
  • Ekonomi Indonesia triwulan IV-2014 jika dibandingkan dengan triwulan IV-2013 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,01 persen melambat jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,61 persen. 
  •  Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 didorong oleh aktivitas perekonomian di Pulau Jawa yang tumbuh 5,59 persen dan Pulau Sumater sebesar 4,66 persen.


Sumber :


 
Nah, sekian postingan saya kali ini,, tunggu postingan saya berikutnya  dengan judul "Melihat Indonesia dari Sisi Perekonomian Part 2".
Terimakasih bagi anda yang sudah mampir ke blog saya. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran anda agar postingan saya dalam blog saya ini menjadi lebih baik lagi. Salam Indonesia!!!